
TANGERANG
SELATAN- Seminar Akademik Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBIN), yang diadakan oleh Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Terbuka (FKIP UT) pada Minggu (11/06), telah terlaksana
dengan baik, tanpa kendala yang berarti.
Adapun tema
yang diangkat pada Seminar Akademik Prodi PBIN adalah “ Menggelorakan Bahasa
Indonesia melalui Sastra”. Seminar yang dilaksanakan secara daring (dalam
jaringan) ini dihadiri kurang lebih 420 peserta melalui zoom conference dan kurang
lebih 500 penonton melalui Live
Youtube Universitas Terbuka TV
“Seminar
akademik Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBIN)
merupakan salah satu kegiatan seminar rutin PBIN. Seminar akademik yang
bertujuan untuk meningkatkan suasana akademik bagi mahasiswa dan dosen di Prodi
PBIN. Seminar akademik ini menghadirkan narasumber utama yang akan memaparkan
materi keilmuan di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain mengundang
narasumber sebagai pemateri utama, seminar ini juga menampilkan mahasiswa
sebagai pemakalah yang akan memaparkan materi dengan topik yang berhubungan
dengan bahasa, sastra, dan pengajarannya dalam diskusi panel.”, papar Kaprodi
PBIN, Nunung Supratmi, M.Pd., saat memberikan laporan pelaksanaan seminar
akademik, FKIP UT, Pondok Cabe, Minggu (11/06).
Acara Seminar Akademik Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini dibuka oleh Dekan FKIP UT, Prof. Dr.
Ucu Rahayu, M.Sc. Dalam sambutannya Prof. Ucu Rahayu menyatakan bahwa Tema “Menggelorakan Bahasa Indonesia
melalui Sastra” menyiratkan bahwa sastra melalui karya-karya sastra memberikan
sumbangan serta dukungannya dalam menggelorakan Bahasa Indonesia. Hal tersebut
yang tentunya tidak saja berkaitan dengan eksistensi bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional dan bahasa persatuan kita sebagai bangsa Indonesia, tetapi juga bagaimana
bahasa Indonesia menjadi bahasa kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Bahasa yang
diperjuangkan, merupakan identitas dan asli milik Bangsa Indonesia.
Lebih lanjut, Prof.Dr. Ucu Rahayu
menyatakan bahwa dalam
kenyataannya di era globalisasi seperti sekarang ini, begitu derasnya
masukan bahasa asing yang melingkupi
tuturan yang kita gunakan dalam berbagai kegiatan dan kehidupan kita
sehari-hari. Tentunya kondisi ini sangat memprihatinkan, di mana penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar tidak menjadi acuan bagi kita sebagai penutur
bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sastra melalui karya sastra diharapkan dapat
menjadi penggelora bagi penggunaan bahasa Indonesia. Apalagi bentuk-bentuk
karya sastra yang diantaranya adalah novel, puisi, film, tentunya menggunakan
bahasa Indonesia sebagai media penyampai pesan dan nilai-nilai yang terkandung
di dalam karya sastra.
Karya sastra
memberikan nilai-nilai yang bisa menjadi perubahan bagi kehidupan masyarakat.
Apalagi, karya sastra seringkali menggambarkan kehidupan nyata. Adapun cerita
yang telah diolah oleh
pengarang melalui imajinasinya kadang disamarkan sehingga seperti tidak ada kesamaan antara
realitas karya sastra dengan realitas dunia nyata, yang tentunya disajikan
melalui sarana bahasa Indonesia, baik itu secara lisan maupun tulisan.
Selain itu, banyak unsur dan
nilai yang bisa dieksplorasi untuk kemudian dijadikan teladan dari karya sastra
baik karya sastra untuk anak-anak,
remaja sampai orang dewasa. Hal ini dapat menjadi aset penting dalam membangun
karakter anak bangsa, melalui pendidikan di sekolah, yang tercakup dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut,
sumbangan karya sastra dalam membangun karakter insan Indonesia sangat
signifikan. Demikian
Dekan FKIP UT saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Seminar
Akademik Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP-UT.
Seminar
Akademik ini pun disambut antusias oleh narasumber dengan memfokuskan yang
diangkat dalam seminar.
Seminar
Akademik Prodi PBIN terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama Seminar Akademik
utama dengan Narasumber Dr. Teguh Prakoso, S.Pd., M.Hum. yang menyampaikan
tentang “Sastra Profetik dalam Khasanah Sastra Indonesia.” Beliau memaparkan
bahwa sebagai penyampai pesan kebaikan, sastra profetik menjalankan fungsinya
memalui karya sastra yang mencerahkan. Dalam khasanah sastra Indonesia, sastra
profetik telah menunujukkan sikap berbudi pekerti luhur yang semestinya menjadi
dasar segala perbuatan manusia di dunia.
Sesi kedua
dibagi dalam diskusi panel yang disajikan oleh pemakalah dari mahasiswa Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kegiatan seminar akademik
mahasiswa pun dimoderatori oleh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (PBIN). Tercatat jumlah pemakalah 118 orang yang dibagi dalam 50
kelompok melalui breakout
room zoom conference. (ANI)